PELAJARAN 23
PERSEPULUHAN DAN PERSEMBAHAN
Pendahuluan :
Kita telah pelajari dalam pelajaran
terdahulu bahwa apabila kita menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi kita,
kemudian kita menjadi anggota keluarga Allah yang besar di dalam gereja. Di sinilah
kita berada di dalam suatu persekutuan dengan umat Allah dan Yesus Kristus. Dalam
persekutuan inilah kita menjadi satu, baik dalam perhatian dan cita-cita kita
dipersatukan dengan hati Allah, dan segala sesuatu kegiatan dan pikiran kita dipasrahkan
kepada kehendak Ilahi. Bahkan seluruh kehidupan dan segala sesuatu yang kita miliki
adalah guna kepentingan bersama, untuk Tuhan dan keselamatan kita.
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal." Yohanes 3:16.
Disinilah terletak sifat yang angung dari Yesus Kristus, yaitu pengorbanan.
Seseorang yang percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya, dan mengasihi
Dia, harus pula menyatakan sifat-sifat pengorbanan dalam kehidupannya.
Yesus mengatakan bahwa kasih itu adalah menggenapi hukum. Ketika seorang muda datang
kepada Yesus dengan pertanyaan apa yang harus diperbuatnya untuk mewarisi hidup kekal,
Yesus telah menguhi kasih orang muda itu dengan menyatakan kepadanya agar ia menjual harta
bendanya dan memberikan kepada orang miskin.
Agama Yesus Kristus bukanlah mengajarkan mencintai diri sendiri, melainkan sesuai dengan
maksud Ilahi, mereka bekerja sama denganAllah membangun satu kerajaan perdamaian dan
kebenaran yang memberikan kepuasan rohani dan keselamatan bagi orang lain juga.
Dengan tidak mencintai diri sendiri, rela berkorban, suka berkorban untuk keselamatan
sesama manusia adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh seseorang yang telah dilahirkan
kembali di dalam keluarga Allah.
1. BEKERJASAMA DENGAN ALLAH
Bagaimanakah kita dapat bekerjasama
dengan Allah untuk membangun kerajaan-Nya dan menyelamatkan sesama manusia ? Raja
Daud telah mengemukakan pertanyaan yang sama, "Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN
segala kebajikan-Nya kepadaku ?" Mazmur 116:12.
Rasul Paullus menyatakan dengan jelas hal ini ketika ia berkata sebagai berikut,
"Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan
kepada Allah, itu adalah ibadahmu yang sejati.
"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan
budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah, apa yang baik, yang
berkenan kepada Allah dan yang sempurna." Roma 12:1,2.
Di sinilah letaknya arti persekutuan sejati. Apabila kita mengetahui bahwa Allah
telah menyelamatkan kita oleh Yesus Kristus, maka kita pun harus merasa suatu tanggung
jawab kita terhadap Allah. Kehidupan kita, waktu kita, tubuh kita, harta kita dan
hati kita dengan rela kita mempersembahkan kepada Allah sebagai bukti persekutuan kita
dengan Allah.
Kita pun bekerjasama dengan Allah, karena perhatian kita dan keinginan kita hanyalah di
dalam rencana Allah dan menjadi satu dengan Allah.
Yesus menjelaskan tentang arti persekutuan itu dalam ayat berikut ini : "Dan bukan
untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang percaya kepada-Ku
oleh pemberitaan mereka, supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau ya Bapa, di
dalam Aku dan Aku di dalam engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya,
bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Akudi dalam mereka dan Engkau di dalam Aku
supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau mengashihi mereka, sama
seperti Engkau mengasihi Aku." Yohanes 17:20,21,23.
Apabila kita bersatu dengan Allah oleh Yesus Kristus, maka hati kita, hidup kita dan
harta-benda kita pun akan kita atur sesuai dengankehendak Allah. mengapa demikian ?
Karena kita menyadari bahwa kehidupan kita ini, adalah milik Allah, dan kita tidak
dapat hidup atau bergerak dengan kekuatan kita sendiri. Perhatikanlah bunyi ayat
Kitab Suci ini :
"Dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa.
Karena Dialah yang memberikan hidup dan napas dan segala sesuatu kepada semua
orang. "Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada."
Kisah Para Rasul 17:25,28.
Nyatalah bahwa kita tidak mempunyai apa-apa kecuali bergantung kepada Allah dalam segala
sesuatu-hidup, napas dan segala sesuatu!
"Tetapi haruslah engkau ungat kepada Tuhan, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan
kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan..." Ulangan 8:18.
2. MENGASIHI ALLAH DENGAN HARTA KITA
Pernahkah saudara memperhatikan reaksi
dari seseorang apabila ada orang lain bersikap kikir dan mementingkan diri sendiri
terhadapnya ? Sifat demikian biasanya menimbulkan reaksi yang sama pula.
Tetapi bagaimanakah reaksi seseorang jika ia diperlakukan dengan sifat suka memberi,
mengasihi dan tidak kikir ? Ini pasti mengundang sambutan yang sama pula.
"Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan
diberi minum." Amsal 11:25. Kitab Suci memberikan pula nasihat sebagai
berikut : 'Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala
penghasilanmu." Amsal 3:9
Kita bertanya, 'Bagaimanakah seharusnya kita menghormati Allah dengan harta kita ? Adakah
petunjuk yang tepat dalam Kitab Suci mengenai hal itu ?
Memang benar, bahwa peraturan itu sudah diberikan Allah kepada umat-Nya sejak zaman dulu
kala. Peratuan itu adalah sangat terinci sampai kepada segala hasil bumi dan hewan.
"Mengenai segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah
maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN, itulah persembahan kudus bagi Tuhan.
Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari lembu sapi atau kambing domba, maka
dari segala yang lewat dari bawah tongkat gembala waktu dihitung, setiap yang kesepuluh
harus menjadi persembahan kudus bagi TUHAN." Imamat 27:30,32.
Persepuluhan artinya sepersepuluh. Di sinilah Allah telah menyatakan dengan jelas
bahwa persekutuan kita dengan Allah, menuntut suatu pengembalian kepada-Nya sepersepuluh
dari penghasilan kita, atau sepersepuluh dari keuntungan kita dari perusahaan, atau
sepersepuluh dari upah atau gaji kita.
Mungkin kita bertanya, bukankah peraturan persepuluhan itu hanya berlaku bagi bangsa
Yahudi yaitu dalam zaman Perjanjian Lama ? Untuk apakah persepuluhan itu digunakan ?
Kita mengetahui bahwa sejak manusia jatuh ke dalam dosa, Allah mempunyai pekerjaan
yang besar, yaitu rencana keselamatan bagi umat manusia.
"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam
nama bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu." Matius 28:19,20.
Jauh sebelum Allah memberikan peraturan tentang persepuluhan ini kepada bangsa Yahudi,
Allah telah menentukan dan memberkati satu rencana untuk membiayai pekerjaan Injil-Nya di
atas dunia ini.
Kita baca dalam Alkitab bahwa Ibrahim telah memberikan persepuluhan kepada Melkisedek,
yaitu "Imam Allah"
"Melkisedek, Raja Salam membawa roti dan anggur, ia seorang imam Allah yang
Mahatinggi. Pencipta langit dan bumi, dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang
telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu."
'Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya." Kejadian
14:18,20.
Demikian pula Yakub telah membuat perjanjian memberikan persepuluhan kepada Tuhan.
"Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akanselalu kupersembahkan
sepersepuluh kepada-Mu." Kejadian 28:22.
Peraturan persepuluhan ini bukanlah hanya untuk bangsa Israel saja, karena jauh sebelum
bangsa Israel ada, peraturan ini sudah dilaksanakan oleh hamba-hamba Allah.
Dalam perhambaan Israel di Mesir tampaknya peraturan ini telah dilalaikan namun setelah
bangsa Israel dibebaskna dan kembali ke Kanaan, Allah telah mengingatkan lagi kepada
mereka tentang peraturan persepuluhan itu.
Peraturan persepuluhan itu telah dilaksanakan oleh umat Allah sepanjang zaman dalam
Perjanjian Lama, tetapi bukan hanya berlaku dalam zaman itu saja, melainkan terus di zaman
Perjanjian Baru dan sepanjang zaman hingga sekarang ini.
Yesus Kristus telah memperkuat pula peraturan persepuluhan itu ketika Ia berkata :
"Celakalah kamu, hari ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang
munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang
terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu : keadilan dan belaskasihan dan
kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan."
Matius 23:23.
Adapun bagian kalimat "dan yang lain itu pun jangan ditinggalkan," Yesus
maksudkan persepuluhan.
Untuk apakah persepuluhan itu digunakan ? Dalam zaman Perjanjian Lama, sesuai dengan
rencana Allah, maka imam-imam yang melayani pekerjaan bait suci, mendapat biaya kehidupan
mereka daripada "harta suci", "uang Tuha" - yaitu persepuluhan.
"Mengenai bangsa Lewi, sesungguhnya Aku berikan kepada mereka segala persembahan
persepuluhan di antara orang Israel sebagai milik pusakanya, untuk membalas pekerjaan yang
dilakukan mereka, pekerjaan pada kemah Pertemuan." Bilangan 18:21.
Dalam zaman Perjanjian Baru demikian pula, bahwa kegiatan gereja Kristus ditunjang dengan
sistem perpuluhan.
"Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat
penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang melayani mezbah, mendapat
bagian mereka dari mezbah itu ?
"Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang membertakan Injil, harus
hidup dari pemberitaah Injil itu." 1 Korintus 9:13,14.
Jelaslah dalam dua ayat di atas ini, bahwa Allah mempunyai bagian dalam segala penghasilan
kita yaitu sepersepuluh, yang digunakan untuk pekerjaan pelayanan di dalam gereja-gereja
Tuhan. Bkanlah maksud Allah agar imam-imam atau pendeta-pendeta itu, harus lalaikan
atau tunggalkan pekerjaan lain untuk memperoleh biaya hidup, dan bukan pula maksud Allah,
agar dengan persepuluhan itu, hamba-hamba Allah hidup dalam kemewahan !
Adapun rencana Allah, bahwa Ia yagn menyediakan biaya itu guna kelancaran dan kemajuan
pekerjaan-Nya di atas dunia ini, agar tiap umat Allah harus setia mengembalikan kepada
Allah bagian-Nya yaitu sepersepuluh dari segala penghasilan mereka.
Tidaklah dibenarkan oleh Allah, bahwa seseorang harus mengatur sendiri persepuluhannya
untuk digunakan kepada pekerjaan kebajikan, atau menyerahkan sendiri kepada
pemimpin-pemimpin gereja, melainkan haruslah digunakan menurut saluran yang telah diatur
di dalam Alkitab dan untuk maksud tertentu pula.
3. BAGAIMANA MENGHITUNG DAN MEMBERI PERSEPULUHAN
Allah telah memberi perintah kepada kita
untuk mengasingkan sepersepuluh dari segala penghasilan kita, untuk Dia, sebagai suci
adanya, dan digunakan untuk maksud-maksud yang suci dalam pekerjaan Tuhan di dunia ini.
Di Taman Firdaus dulu kala, Allah telah mengasingkan satu pohon yang dinyatakan-Nya
sebagai milik-Nya dan kepada Adam dan Hawa diperintahkan-Nya agar jangan menjamah atau
memakan dari buahnya.
Dalam 10 Hukum Allah, telah diperintahkan-Nya agar pada Hari Sabat, yaitu hukum keempat,
umat-Nya berbakti kepada Allah, dan tidak boleh bekerja, karena enam hari diberikan kepada
manusia, tetapi hari ketujuh adalah "Sabat Tuhan Allahmu", dan hari itu adalah
suci bagi Tuhan.
Demikian pula dari semua penghasilan kita Allah memerintahkan bahwa sepersepuluh adalah
milik-Nya dan sepersepuluh itu adalah suci bagi Tuhan.
Demikian pula dari semua penghasilan kita Allah memerintahkan bahwa sepersepuluh adalah
milik-Nya dan sepersepuluh itu adalah suci bagi Allah. Sepersepuluh dari hasil kebun
padi atau buah-buahan, dan sebagainya, atau pemberian, hadiah yang diberikan kepada kita,
atau hasil ternak, kambing, domba, ayam, telur, atau dari penghasilan uang gaji kita.
Para petani harus menghitung persepuluhan dari hasil pertaniannya. Pengusaha
menghitung persepuluhan dari keuntungannya. Pekerja yang mendapat gaji, menghitung
persepuluhan dari gajinya. Apabila ia menerima gaji Rp. 10.000,- maka Rp. 1000,-
adalah persepuluhan untuk Tuhan. Pemberian hadiah pun harus dihitung perpuluhannya.
Jika kita menerima hadiah Rp. 1000,- maka Rp. 100,- adalah persepuluhan untuk
Tuhan.
Lebih jauh Alkitab menjelaskan bahwa bagi orang yang tidak jujur dalam memberikan
persepuluhan dinyatakan bersalah menipu Allah, dan orang yang demikian itu akan kehilangan
berkat dari Allah.
"Bolehkah manusia menipu Allah ? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata,
"Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau ?" Mengenai persembahan dan
persepuluhan dan persembahan khusus ! "Kamu telah kena kutuk, tetapi kami masih
menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!" Maleakhi 3:8,9.
Berbeda dengan amaran tegas dalam ayat di atas ini, Allah menjanjikan perjanjian yang
indah bagi mereka yang setia memberikan kepada Allah persepuluhan itu dengan roh kasih dan
kejujuran.
"Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya
ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku
tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai
berkelimpahan !" Maleakhi 3:10.
Persepuluhan kita haruslah dibawa dan diserahkan kepada perbendaharaan rumah Tuhan, jadi
bukan diserahkan kepada perorangan atau digunakan untuk maksud tertentu menurut kemauan
kita sendiri. Beribu-ribu orang Kristen yang telah mencobai perjanjian Allah itu dan
mereka membenarkan pengalaman yang digenapkan oleh firman Allah itu. Allah
memberkati dengan limpah sembilan persepuluh, sehingga berkat itu dirasakan lebih banyak
dari semua bagian penghasilan yang diperoleh.
4 MENGAPA ALLAH MEMERLUKAN PERSEPULUHAN ?
Sebenarnya Tuhan tidak memerlukan
persepuluhan kita. Allah tidak memerlukan bagian uang penghasilan dan harta
kita. Allah semesta Alam, adalah Allah Yang Mahakuasa dan Mahakaya. Ialah
Khalik semesta alam sekalian !
"Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di
dalamnya." Mazmur 24:1.
Ini berarti mencakup segala harta kekayaan di dalam dunia ini, karena dijelaskan pula,
"Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman TUHAN semesta
alam." Hagai 2:9
Bahkan segala manusia, pria, wanita, anak-anak di dalam dunia ini adalah ciptaan Allah
adanya. Pada waktu manusia jatuh berdosa kepada Allah maka "Sebab Anak Manusia
datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." Lukas 19:10.
Untuk menyelamatkan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa dan yang akan binasa itu, Allah
telah membayar dengan harga yang sangat mahal -- yaitu dengan menyerahkan hidup Anak-Nya
Yesus Kristus.
"Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar, karena itu muliakanlah
Allah dengan tubuhmu!" 1 Korintus 6:20.
Bukan saja kita manusia telah ditebus dengan hanya hidup Yesus Kristus, tetapi juga
kehidupan kita sekarang ini adalah semata-mata bergantung pada kuasa Allah.
5. PERSEMBAHAN
Oleh karena pengertian bekerjasama dengan
Allah itu, berarti pula bahwa kita mengembalikan kepada Allah sesuatu yang sebenarnya
menjadi milik Allah sendiri, maka kita bukan "memberi" kepada Allah.
Apabila kita mengembalikan persepuluhan itu sebenarnya kita "melakukan
kewajiban" kita kepada Allah.
"Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!"
Maleakhi 3:9
Namun demikian pengembalian persepuluhan atau pembayaran persepuluhan itu adalah menjadi
tanda kesetiaan dan kejujuran kita kepada Allah. Ini dapat dilakukan dengan baik
jika didasarkan dan didorong oleh rasa tanggung jawab, kasih dan dengan suka hati.
"Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan
sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan
sukacita." 2 Korintus 9:7.
Ayat di atas ini menyatakan bahwa Allah menghendaki umat-Nya di samping menjadi setia dan
jujur dalam hal persepuluhan agar umat tidak kikir, melainkan suka memberi
persembahan-persembahan lainnya untuk pekerjaan Tuhan.
Seorang yang merasa bahwa Allah telah memberkati dia dalam perusahaannya, perkebunannya,
atau dalam berbagai kegiatannya, maka di samping persepuluhan ia dapat memberikan kepada
Allah persembahan syukur. Ada pula rasa terima kasih seseorang dengan persembahan
ini, apabila ia merasa telah diselamatkan dari suatu bencana, kesembuhan dari penyakit
atau berhasil mencapai sautu cita-cita.
Dengan demikian, lebih banyak kita memberikan untuk Tuhan, lebih banyak pula berkat kita
peroleh daripada-Nya. Tetapi lebih banyak kita menahan dan tidak memberikan bagian
Tuhan, lebih banyak pula berkat kita akan hilang.
"Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit, kamu makan, tetapi tidak
sampai kenyang, kamu minum, tetapi tidak sampai puas, kamu berpakaian, tetapi badanmu
tidak sampai panas, dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh
dalam pundi-pundi yang berlubang !
"Beginilah firman TUHAN semesta alam, perhatikanlah keadaanmu !
"Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke
rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa ? demikianlah firman TUHAN semesta
alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing
sibuk dengan urusan rumahnya sendiri." Hagai 1:6,7,9.
Banyak orang dapat membuktikan kebenaran firman ini. Mereka mengalami kesusahan
karena menggunakan bagian harta milik Allah, yaitu persepuluhan dan persembahan.
Yesus Kristus menasihatkan kita, "Berilah dan kamu akan diberi." Lukas
6:38.
Dan lagi kata Rasul Paulus,
"Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau
pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang ada padamu,
bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu." 2 Korintus 8:12.
"Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka
ternyata dapat dipercayai." 1 Korintus 4:2.
Doa Bapa di surga, ajarkanlah aku, Tuhan, menurut kehendak Allah dan setia mempersembahkan persepuluhan dan persembahan. Jauhkanlah daripadaku hati yang kikir dan berikan padaku iman dan kebijaksanaan mengatur segala berkat dan uang untuk diserahkan kepada Tuhan dengan kasih dan sukacita, karena Yesus telah menyerahkan diri-Nya untuk keselamatanku. Amin |