PELAJARAN 24
UPACARA-UPACARA GEREJA
Pendahuluan :
Petunjuk Alkitab tentang upacara gereja
yaitu upacara membasuh kaki dan perjamuan suci, adalah sangat menarik perhatian dan
penting sekali bagi kehidupan umat Allah. Namun demikian masih ada beberapa
pertanyaan yang dikemukakan orang tentang upacara itu. Masih berlakukah upacara itu
di dalam gereja Tuhan pada zaman ini ? Bagaimanakah upacara ini telah di mulai
? Bagaimanakah seharusnya upacara itu dilaksanakan ?
Dalam gereja-gereja Kristen pada zaman ini yang menjalankan upacara perjamuan suci, sering
terdapat upacara perjamuan suci, sering terdapat cara yang berbda-beda, namun demikian
hanya dengan menurut teladan yang telah dinyatakan Yesus di dalam Alkitab, dapat menjamin
kita dalampelaksanaannya yang benar.
Mungkin timbul pertanyaan, "Apakah sebenarnya arti dan tujuan daripada upacara yang
telah diajarkan Yesus itu ?"
Sebenarnya apabila kita mempelajari dengan teliti hal ini sebagaimana yang telah
dinyatakan dalam Alkitab, kita akan melihat suatu pelajaran yang penting yang Yesus
kehendaki dilaksanakan oleh murid-murid-Nya, dan oleh umat Tuhan sepanjang zaman.
Alkitab menyatakan bahwa upacara perjanjamuan suci itu telah dimulaikan oleh Yesus Kristus
sendiri bersama murid-murid-Nya sesaat sebelum Ia disalibkan.
1. YESUS MULAIKAN UPACARA PERJAMUAN SUCI
Yesus dengan murid-murid-Nya telah
berkumpul bersama-sama pada malam itu. Yudas, seorang dari murid Yesus telah
mengadakan mupakat jahat dengan pemimpin-pemimpin Yahudi untuk menangkap Yesus.
Waktu kematian Yesus sudah dekat dan mengetahui akan hal itu, Yesus menggunakan
kesempatan bersama murid-murid-Nya, untuk mengemukakan satu upacara yang baru, di samping
baptisan, yaitu satu upacara yang akan diakui dan dirayakan oleh gereja Kristus, setelah
kematian-Nya dan kebangkitan-Nya.
"Sementara itu sebelum hari raya paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah
tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi
murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.
'Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas
Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.
"Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia
datang dari Allah dan kembali kepada Allah.
"Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain
lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya.
"Kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki
murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu."
Yohanes 13:1-5.
2. UPACARA MEMBASUH KAKI
Mendahului upacara perjamuan suci pada
malam itu, Yesus telah mengadakan satu upacara penyucian, yaitu membasuh kaki
murid-murid-Nya. Sebenarnya bagi seorang yang menerima Yesus Kristus sebagai
Juruselamatnya dengan jalan baptisan ia telah masuk di dalam persekutuan umat Allah.
Upacara baptisan itu adalah sekali dilakukan yaitu pada waktu seorang bertobat
daripada jalan-jalannya yang jahat dan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya
pribadi. Tetapi upacara membasuh kaki yang diajarkan Yesus diadakan setiap kali
gereja mengadakan upacara perjamuan suci.
Apakah maksud dalam arti dari upacara membasuh kaki itu ? Sebenarnya pekerjaan
membasuh kaki pada waktu itu biasa dilakukan oleh orang upahan atau seorang hamba.
Namun Yesus telah bertindak melakukan pekerjaan membasuh kaki itu dengan satu tujuan
yang pasti ialah bahwa Yesus mau mengajarkan kerendahan hati dalam diri murid-murid-Nya
dan untuk umat Kristen pada umumnya.
Adapun keadaan murid-murid Yesus pada waktu itu, dinyatakan sebagai mencari kedudukan
siapa yang terbesar.
"Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus pada waktu itu, dinyatakan
sebagai mencari kedudukan siapa yang terbesar.
"Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat
dianggap terbesar di antara mereka." Lukas 22:34.
Murid-murid Yesus pada waktu itu sudah dipenuhi oleh kesombongan dan kecemburuan.
Inilah benih-benih dosa yang telah menyebabkan kejahatan masuk ke dunia ini.
Hari murid-murid itu telah mulai dikuasai oleh benih-benih dosa itu.
Pada kesempatan malam itu, Yesus menguji murid-murid-Nya. Tidak ada seorang pun
hamba yang dipanggil untuk membasuh kaki murid-murid Tuhan. Air sudah disediakan,
dan tempat air pun sudah ada, tetapi tidak ada seorang pun dari murid-murid itu yang
bergerak dan bertindak sebagai seorang hamba. Yesus menunggu dan memperhatikan.
Tetapi hai mereka itu sudah menjadi keras dengan kesombongan.
Maka Yesus yang telah merendahkan Diri-Nya, meninggalkan surga datang ke dunia ini,
sebagai hamba, sekali lagi menunjukkan kepada murid-murid itu teladan kerendahan hati.
"Perhatikanlah peristiwa yang terjadi ketika Yesus akan membasuh kaki Petrus, dan
bagaimana sikap Petrus terhadap Yesus dan jawab Yesus kepadanya.
"Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya :
"Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku ?" "Jawab Yesus kepadanya, 'Apa
yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak."
"Kata Petrus kepada-Nya, 'Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya.'
Jawab Yesus, 'Jika Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam
Aku." "Kata Simon Pentrus kepada-Nya : 'Tuhan , jangan hanya kakiku saja,
tetapi juga tangan dan kepalaku !" "Kata Yesus kepadanya, 'Barangsiapa telah
mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih
seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua." Yohanes 13:6,10.
Mungkin kita bertanya, "Apakah keselamatan Petrus, bergantung atas dibiarkan kakinya
dibasuh oleh Kristus, untuk membersihkan abu yang melekat pada kakinya ?" Tentu
tidak ! Namun upacara membasuh kaki itu penting sekali dalam hubungan dengan hidup kekal
atau keselamatan seseorang.
Dengan upacara ini di samping menjadi pelajaran tentang kerendahan hati, Yesus menyatakan
sebagai satu lambang untuk penyucian dosa, seperti halnya dengan upacara baptisan yang
mempunyai arti rohani, yaitu melambangkan kematian dan kebangkitan bersama Kristus.
Dengan demikian maka "walupun dosamu bagaikan warna kirmizi sekalipun akan
menjadi putih seperti salju." Di dalam Yesus Kristus sajalah seluruh kehidupan
kita yang berdosa ini disucikan. Dan seluruh kehidupan kita menjadi baru.
Adapun upacara membasuh kaki ini, menjadi suatu upacara yang tidak hanya dilakukan antara
Yesus dan murid-murid-Nya tetapi juga harus dilaksanakan antara umat Tuhan sepanjang
waktu.
"Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan
Tuhan.
"Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun
wajib saling membasuh kakimu; "Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu,
supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu." Yohanes
13:13-15.
Sebagai suatu kesimpulan mengenai upacara membasuh kaki ini, E.G. White menulis :
"Dalam membasuh kaki murid-murid-Nya, Kristus menyatakan bahwa Ia mau mengerjakan
setiap pelayanan, bagaimana rendah sekalipun, agar menjadikan murid-murid-Nya itu
pewaris-pewaris bersama dengan Dia bagi kekayaan harta surga yang kekal itu.
Murid-murid-Nya, dalam melaksanakan upacara yang sama, berjanji dalam diri mereka
sendiri dengan cara yang sama untuk melayani sesama saudaranya." -- Desira of Ages,
hlm. 651.
Maka jelaslah bagi kita bahwa upacara membasuh kaki itu adalah sangat penting dilaksanakan
oleh umat Tuhan dengan penuh khidmat dan pengertian, karena upacara itu adalah suatu
prinsip dasar dalam kehidupan Kristen, yaitu kenyataan kasih dan kerendahan hati yang
dinyatakan dalam pelayanan.
"Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah
kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa,
melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih." Galatia 5:13.
3. UPACARA PERJAMUAN SUCI
"Setelah selesai membasuh kaki
murid-murid-Nya, maka Yesus duduk di meja Paskah itu dan melanjutkan dengan suatu upacara
yang kita kenal sekarang ini sebagai upacara Perjamuan Suci.
"Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat,
memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata :
"Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku."
"Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan
berkata : "Minumlah, kamu semua dari cawan ini. "Sebab inilah darah-Ku, darah
perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa." matius
26:26-28.
Yesus mengetahui bahwa waktu-Nya sudah dekat bahwa Ia akan ditangkap dan bahwa Ia akan
menjadi korban bagi keselamatan orang berdosa. Bahwa tubuh-Nya akan dihancurkan oleh
paku di kayu salib dan tombak. Bahwa darah-Nya akan tercurah di atas bumi ini, dan
semua penderitaan ini ditanggung-Nya bukanlah karena kesalahan-Nya sendiri, tetapi bagi
keampunan dosa orang lain. Adalah untuk keselamatan manusia Yesus telah dibiarkan
menanggung segala penderitaan itu. Oleh kematian-Nya maka kehidupan dapat diberikan
kepada orang berdosa.
Pada kesempatan malam itu setelah membasuh kaki murid-murid-Nya, Yesus telah meletakkan
satu upacara yang harus dilaksanakan di dalam gereja sebagai lambang penderitaan-Nya yang
ditanggung-Nya guna keselamatan umat manusia. Setiap kali umat Tuhan itu berkumpul
di gereja dan makan perjamuan suci itu, yaitu roti yang tidak beragi dan minum air anggur
yang disediakan secara khusus maka mereka akan mengingat kembali penderitaan yang telah
dialami Yesus di kayu Salib Golgota untuk keampunan dosa manusia.erjamuan suci ini Rasul
Paulus menulis sebagai berikut :
"Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa
Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti.
"Dan sesudah itu Ia mengucapkan syukur atasnya, Ia memecah-mecahkannya dan berkata,
"Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu, perbuatlah ini menjadi peringatan akan
Aku !"
"Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata, "Cawan ini
adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku, perbuatlah ini, setiap kali kamu
meminumnya, menjadi peringatan akan Aku !"
"Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan
kematian Tuhan sampai Ia datang." 1 Korintus 11:23-26.
Walau upacara perjamuan suci ini adalah peringatan akan hal kematian Tuhan, namun upacara
itu bukanlah suatu upacara dukacita, upacara ini haruslah menjadi suatu pengalaman rohani
yang mengangkat jiwa orang yang mengambil bagian dalamnya.
Tiap kali kita makan perjamuan suci, kita datang bertemu dengan Yesus, bukan dalam bayang
kegelapan, tetapi dalam terang yang ajaib. Hati kita disucikan oleh darah Yesus dan
pada waktu itu kita pun mendengar perkataan Yesus, "Damai sejahtera Kutinggalkan
kepadamu, dan apa yang kuberikan tidak seperti yang diberikan dunia kepadamu.
Janganlah gelisah dan gentar hatimu." Yohanes 14:27.
Sementara perjamuan suci itu mempunyai arti tentang kematian Yesus, upacara ini adalah
menunjukkan kepada kedatangan Yesus yang kedua kali. Karena Alkitab menyatakan,
"Kamu meberitakan kematian Tuhan hingga Ia datang."
Adalah menjadi suatu ketentuan bagi gereja untuk menetapkan waktu tuap kali mengadakan
upacara membasuh kaki dan perjamuan suci, tetapi waktu yang ditentukan itu haruslah
dalamjangka yang cukup untuk menjadi suatu peringatan tentang pengorbanan Yesus bagi orang
berdosa.
"Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya
kepada mereka, katanya, "Inilah tubuhKu yang diserahkan bagi kamu, perbuatlah ini
menjadi peringatan akan Aku." Lukas 22:19.
Jelaslah ketika Yesus mengucapkan perkataan ini, dimaksudkan-Nya, agar umat-Nya sepanjang
masa harus ingat bahwa Ia telah menyerahkan diri-Nya sendiri kepada mereka dan bagi
mereka, dan lambang dari tubuh dan darah-Nya haruslah tetap menjadi peringatan bagi kita
bahwa Yesus telah mati setelah menderita banyak sengsara agar kita diselamatkan.
Mengambil bagian dalam upacara perjamuan suci ini berati bahwa iman kita kepada Yesus akan
dipersatukan dengan iman Yesus sendiri, yang akan memberikan kepada kita suatu kebangunan
rohani, dan kesegaran serta kekuatan yang baru sebagai umat Allah yang sedang dalam
perjalanan menuju ke surga.
Tidakkah saudara merasa penting sekali upacara ini bagi saudara dan tidakkah saudara rindu
untuk mengikuti upacara membasuh kaki dan makan pada upacara perjamuan suci itu ?
"Tetapi Aku berkata kepadamu, mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil
pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan
kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku." Matius 26:29.
4. KESIMPULAN DAN PANGGILAN
Pelajar yang budiman :
Saudara telah mengikuti
pelajaran-pelajaran Kitab Suci ini dengan tekun dan setia. Pelajaran ini adalah yang
terakhir dalam susunan rangkaian pelajaran yang telah disediakan. Saudara telah
mengikuti dengan baik setiap pelajaran ini. Kami yakin saudara telah sampai kepada
suatu kesimpulan bahwa apa yang telah saudara pelajari, adalah suatu kenyataan yang
jelas tentang kecintaan Allah yang tak terduga untuk keselamatan kekal bagi umat manusia
yang berdosa. Saudara telah pelajari pula bahwa keselamatan itu hanyalah dapat
diperoleh melalui Yesus Kristus, karena Yesus Kristus adalah jalan kembali kepada Allah
dan ke Firdaus yang kekal.
"Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah
yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus." Yohanes 17:3.
Maukah saudara menerima Yesus Kristus sekarang juga ? Yesus sedang memanggil saudara
! Yesus sedang menunggu saudara ! Apabila saudara mengikuti Yesus maka saudara
akan beroleh hidup yang kekal.
Maka pada hari ini Yesus memanggil saudara, untuk mengambil suatu tekad dan keputusan agar
menyerahkan hati saudara kepada-Nya dan mengikuti Dia dan melaksanakan
petunjuk-petunjuk-Nya. Yesus memanggil saudara sekarang juga. Apakah panggilan
dan usaha pengorbanan Yesus itu akan disia-siakan ? Marilah, saudara, kita mengikuti
Yesus dan bersedia untuk menerima hidup yang kekal itu !
"Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada
jemaat-jemaat.
"Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman
Firdaus Allah." Wahyu 2:7.
Kiranya Allah memberkati saudara dan memberikan keberanian untuk mengikuti kebenaran-Nya
dan menyediakan diri bagi keselamatan yang kekal.