Tentang kami | Judul Pelajaran | Home | Pertanyaan |
Pendahuluan :
Seorang kosmonaut Rusia setelah
berhasil mengelilingi bumi dan ketika kembali dengan selamat dari perjalanannya mengarungi
angkasa luar yang hebat itu, langsung memberikan pernyataannya kepada dunia bahwa "ia tidak
melihat Allah."
Berbeda dengan ketiga orang astronaut Apollo 7, dalam mengadakan
perjalanan mengelilingi bumi selama 11 hari, dari angkasa luar itu seorang di antara mereka,
Walter Schirra berkata : "Saat ini kami merasa berada lebih dekat dengan Tuhan."
Jika kita mengkuti sejarah kehidupan manusia, maka dari dulu hingga sekarang, ada orang yang
mengakui dan percaya serta taat berbakti kepada Allah tetapi ada pula yang menyangkal dan
berusaha menolak-Nya dengan berbagai dalih. Sifat manusia yang enggan dan tidak mau mempercayai
Allah menyebabkan ia tidak mau mencari Allah atau tidak berusaha mempelajari tentang Allah. Dari
begitu banyak pertanyaan yang timbul dalam pikiran manusia, terdapatlah pertanyaan yang di
samping menanyakan tentang dirinya sendiri dan keadaan sekitarnya, lebih jauh lagi telah
menanyakan tentang Allah.
"Siapakah Allah itu ?"
"
Bagaimana dapat kita ketahui bahwa Allah itu ada ?" "Dapatkah kita mengenal Allah ?
"
Di zaman Mesir kuno, Firaun
Amenhotep yang berkuasa dan yang menganggap dirinya sendiri sebagai dewa, telah mengemukakan
pula pertanyaan serupa itu. "Siapakah Tuhan itu yang harus kudengarkan
firman-Nya untuk
membiarkan orang Israel pergi ? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga
aku akan membiarkan
orang Israel pergi." Keluaran 5:2.
Akhirnya firman itu juga mengakui adanya TUHAN dan
berkata : "Bangunlah keluarlah
dari tengah-tengah bangsaku, baik kamu maupun orang Israel;
pergilah beribadalah kepda
TUHAN, seperti katamu itu," Keluaran 12:31.
Siapa pun juga dapat mengemukakan pertanyaan yang sama : "Siapakah Allah itu ?"
"
Benarkah ada Allah ?" apabila kita bertanya dengan jujur dan ingin mencari
Allah dengan
segenap hati, maka kita akan memperoleh jawaban yang tepat dan mendapat Dia.
Dr. Hamka dalam bukunya
"
Pelajaran agama Islam," menegaskan bahwa "Wujud atau adanya Allah bukanlah
perkara
sukar yang harus dicari dengan jalan yang berbelit-belit. Fithrat manusia sendiri
telah mengakui
adanya Tuhan mesikipun pada mulanya mereka belum tahu siapa nama-Nya.
Tabiat manusia dan
perjalanan hidupnya, kemana pun tujuan jalannya dan di manapun
perhatiannya, di sana dia akan
bertemu adanya Tuhan. Cuma sayang, kesangat nyataan itulah
kadang-kadang yang menjadikan
tersembunyinya, dan sangat dekatnya itulah yang kerapkali
menyebabkan Dia tidak terlihat.
Orang yang mengingkari adanya Tuhan sendiri pun ragu dalam
keingkarannya atau ingkar dalam
keraguannya."
Adanya Allah telah menjadi suatu prinsip dasar dari semua agama yang
benar, karena di atas
dasar itulah terletak berbagai doktrin-doktrin agama itu.
Dasar penjelasan pokok tentang adanya Allah terdapat pada ayat pertama dalam Alkitab:
"
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi." Kejadian 1:1. Bunyi ayat yang
sederhana
ini, bukan saja menyatakan tentang adanya Allah, tetapi juga sekaligus
menyatakan tentang
kuasa-Nya yang besar menciptakan langit dan bumi.
Beberapa hal yang dapat menjelaskan adanya Allah di antaranya karena adanya alam semesta,
adanya
makhluk-makhluk dan kejadian alam di sekitar kita.
Disinilah berlaku ketentuan-ketentuan sebab dan akibat. Setiap akibat yang kita lihat
sudah tentu
ada sebanya yang memadai. Setiap benda yang kita lihat, yang ada, baik di
langit maupun di bumi,
pasti ada asal mulanya atau sudah ada sejak permulaannya atau pada
suatu waktu. Orang boleh
berkata bahwa segala sesuatu yang ada itu, sudah jadi dengan
kebetulan, atau telah menjadikan
dirinya sendiri atau diciptakan oleh sesuatu kuasa.
Alkitab menjelaskan :
"
Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan
tangan-Nya; hari
meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu
kepada malam. Tidak ada
berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar."
Mazmur 19:2-4.
Dengan singkat dapat disimpulkan bahwa dalam segala kekuatan di langit, cakrawala,
planet-planet,
tercantumlah bahwa Allah itu ada yang telah menciptakan semuanya.
Menurut ilmu falak, kita ketahui bahwa bumi kita ini berputar pada
sumbunya dalam waktu 24 jam
dengan kecepatan ± 1000 mil sejam.
Tetapi demikian dikatakan
seandainya bumi ini berputar dengan kecepatan yang lebih rendah,
katakan saja 100 mil sejam, maka
akibatnya hari malam dan siang akan berlangsung 10x lebih
lama daripada yang ada sekarang.
Kemudian pancaran panas matahari waktu musim kemarau
membakar segala tumbuh-tumbuhan dan pada
waktu malam hari setiap pucuk dan tunas akan
membeku.
Letak bumi kita
itu miring dengan sudut 230.
Seandainya tidak miring letaknya, maka kedua kutub
akat tetap dalam keadaan senja. Uap dan
air laut akan bergerak ke utara dan ke selatan.
Sungai-sungai es akan mencari dan mengalir
ke laut dan turunnya permukaan air samudera akan
mengakibatkan timbulnya daratan-daratan
baru yang luas, mengurangi turunnya hujan dan akibatnya
pasti sangat mengerikan.
Bumi beredar mengelilingi matahari dengan kecepatan 18 mil tiap
detik
. Andaikata kecepatan ini berubah, lebih cepat atau lebih lambat maka jarak
antara bumi
dengan matahari akn berubah pula dan keadaan ini pasti akan mengancam
kelanjutan hidup tiap
makhluk di bumi ini.
Dari segala sesuatu yang disebut di atas ini, satu hal yang harus
diakui oleh manusia
ialah bahwa tiap kekuatan langit dan planet-planet bergerak teratur dengan
cermat dan
semuanya dikendalikan oleh hukum.
Kepler,
seorang
ahli ilmu perbintangan telah mencoba memecahkan
hukum peredaran ini dengan mengumukakan 19
hipotesis dan teori-teori. Tetapi kemudian
ia menyadari bahwa teorinya yang
berdasarkan pemikirannya sendiri itu tidak berhasil. Baru
ketika ia menyesuaikan teori itu
dengan fakta yang ada, ia merasa bahwa ia telah berhasil, tetapi
ia berseu, "Ya Allah
Yang Mahakuasa, aku hanya berpikir mengikuti pemikiran-Mu!"
Orang boleh mengadakan penyelidikan tentang keadaan di bulan, Mars, Matahari, Venus,
Jupiter,
Merkurius, Saturnus, untuk mengetahui besarnya, geraknya, jaraknya, tetapi para
ahli tidak mampu
menjelaskan segala sesuatu tentang alam semesta. Menurut taksiran bahwa
dalam jagat raya ini
terdapatlah 40 bilyun sampai 100 bilyun bintang-bintang atau
matahari-matahari.
Allah itu tidka kelihatan, tetapi kenyataan ciptaan-Nya tampak jelas. Bukti tentang adanya
Allah
nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. Sebab apa yang
tidak nampak
daripada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak
kepada pikiran dari
karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat
berdalih." Roma 1:18,20.
Apa yang kita lihat dalam
alam kejadian membuktikan
bahwa ada Khalik yang menjadikannya. E.G. WHITE dalam bukunya
"Jalan yang Terindah"
melukiskan dalam perkataan yang jelas mengenai hal itu.
"Lihatlah kejadian-kejadian
ajaib yang Allah telah jadikan. Timbanglah kegunaan
kejadian-kejadian itu bagi keperluan dan
kesenangan, bukan saja untuk manusia tetapi
segala makhluknya. Cahaya matahari dan hujan yang
menyenangkan dan menyegarkan bumi,
gunung-gunung dan lautan yang besar dan padang-padang yang
luas sekaliannya itu menyatakan
kecintaan Allah yang sudah menjadikan kita semua.
"
Allah itu cinta adanya," tertulis pada tiap kuntum bunga yang mekar, pada tiap
pucuk rumput
yang bertumbuh. Burung-burung yang elok memenuhi udara dengan lagu-lagu yang
merdu, bunga-bunga
yang elok mengharumkan udara pohon-pohon yang tinggi di hutan rimba
dengan daun-daunnya yang
hijau, semuanya menyaksikan pemeliharaan Allah."
"Perhatikanlah bunga bakung di
ladang, yang tumbuh tanpa bekerja." Matius
6:28-30, dan tanpa memintal, namun Aku berkata
kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya
pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga
itu." "Jadi jika demikian
Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan
besok dibuang ke dalam api,
tidaklah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang
kurang percaya ?"
Matius 6:28-30.
Bahkan rumput di padang dan bunga-bunga semuanya
menyatakan tentang kebesaran Khalik dan
kuasa-Nya yang menciptakan. Manusia baru mencoba untuk
mengetahui bagaimana dapat membuat
sehelai daun rumput.
Mungkin salah satu unsur
yang
amat penting dalam pemikiran manusia ialah kecenderungan memikirkan tentang dirinya
sendiri. Mengenai asal-usul manusia itu terdapatlah berbagai pandangan. Ada
pendapat yang
mengatakan bahwa manusia itu merupakan penjelmaan tingkat terakhir daripada suatu
proses
evolusi, dan inilah yang merupakan konsepsi dari ajaran evolusi. Sedangkan dari segi
pandangan agama mengakui bahwa manusia itu pada asal mulanya diciptakan oleh Allah dalam
bentuk
yang sempurna.
Setelah berusaha membahas tentang proses kelahiran manusia, Dr. Alan Guttmacher menyatakan
:
"Suatu proses yang serba kompleks dan tampak ajaib. Ketika proses itu berfungsi
sekarang
ini, maka proses itu adalah suatu seruan yang keras sekali yang telah dimulai
sejak permulaannya
kehidupan manusia dalam planet ini."
Apakah sebenarnya manusia itu ? Benarkah manusia itu tidak lebih daripada hewan atau satu
koleksi
dari beberapa ratus juta sel, yang masing-masing sel terdiri dari molekul dan
elektron dan telah
terkumpul secara kebetulan ?
Sebenarnya ilmu pengetahuan modern tidak dapat menjelaskan
tentang asal-usul segala
sesuatu. Rahasia daripada penciptaan itu adalah di luar batas kemampuan
ilmu pengetahuan.
Sudah tentu para sarjana dapat mengemukakan opini, teori, hipotesis, jika ada
sesuatu yang
dapat dibuktikan dengan fakta.
Sudah ada usaha para sarjana untuk coba "menciptakan" beberapa bentuk kehidupan
memalui
percobaan dalam cerobong-cerobong gelas di laboratorium, tetapi hingga kini belum
ada yang
berhasil. Sejak zamannya Louis Pasteur bapak Bakteriologi, para sarjana hanya
tetap membatasi
diri pada fakta dan mengetahui bahwa mereka tidak mengetahui sesuatu
tentang asal-usul kehidupan
itu.
H.G. Wells sendiri sebagai seorang tokoh yang menganut filsafat evolusi dengan jujur
mengakui
bahwa "Kita tidak mengetahui bagaimana kehidupan itu dimulai di dunia
ini."
Tidak ada teori, hipotesis atau terkaan-terkaan yang dapat digunakan untuk memberikan
jawaban
terhadap pertanyaan ini. Apa yang dapat dilakukan ialah mencari jawabannya dari
Alkitab.
"Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan
napas
hidup ke dalam hidungnya, demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup."
Kejadian 2:7.
Orang boleh menganggap bahwa pernyataan dalam Alkitab ini sifatnya tidak ilmiah dan
mungkin
menamakannya sebagai satu dongeng. Tetai para sarjana modern setelah mengadakan
berbagai analisis
kimia, akhirnya mendapati bahwa apa yang dikemukakan dalam Alkitab itu
adalah bersifat ilmiah.
Karena dari hasil penyelidikan para ahli dikatakan bahwa tubuh
manusia itu adalah suatu kompos
isi yang terdiri dari unsur-unsur yang tepat seperti
unsur-unsur yang terdapat dalam tanah.
Pada hakikatnya memang manusia itu dapat
melanjutkan kehidupannya karena bahan-bahan makanan yang
diperolehnya dari tanah.
Siapakah yang dapat menjelaskan tentang jiwa dan kepribadian manusia kecuali yang telah
dijelaskan
di dalam Alkitab ? Siapakah yang dapat menjelaskan tentang keajaibannya otak,
perut, sistem
saraf dan organ lainnya dalam tubuh manusia dan bagaimana semua organ itu
dikoordinasi ? Jawaban
yang tepat ialah bahwa manusia itu ada, karena ada Khalik, Pencipta
yaitu Allah Yang Mahakuasa.
Yesus sendiri dengan tegas berkata tentang asal mulanya manusia itu sebagai berikut :
"Jawab
Yesus, Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak
semula menjadikan
mereka laki-laki dan perempuan ?" Matius 19:4.
5
. ILMU PENGETAHUAN MEMBENARKAN ADANYA ALLAH to topDalam perkembangan dunia
modern
ini kita mengetahui bahwa masih ada juga manusia yang menamakan dirinya sarjana
yang tetap tidak
percaya adanya Allah. Tetapi kini dapat dirasakan bahwa pandangan itu
makin terdesak. Lebih
banyak sarjana modern yang dalam kegiatan laboratorium mereka
semakin nyaring menyatakan
keyakinan mereka tentang adanya Allah dan kebenaran-Nya.
Dr. R. A. Milikan salah seorang
sarjana yang menemukan sinar-sinar kosmik berkata,
"Bagiku, aku ini sebenarnya adalah tanda
dari jari Allah. Aku menemukan Khalik
senantiasa dalam pekerjaanku. Aku bersaksi bahwa ajaran-ajaran
ilmu pengetahuan adalah
luar biasa, sama seperti ajaran-ajaran Yesus yang pada dasarnya sangat
berfaedah dan baik
adanya."
Herbert Spencer, seorang ahli filsafat yang terkenal berkata, "Kita harus mengakui
juga
bahwasanya segala kejadian itu adalah tanda daripada kuasa Allah dan terlalu tinggi
untuk
dicapai oleh pikiran manusia."
Kita dapat menyebut lagi beberapa sarjana lainnya, Copernicus, Kepler, Galileo, Newton,
dalam
pernyataan-pernyataan mereka semuanya mengakui dan percaya adanya Allah dan Pencipta
semesta alam.
Berdasarkan pendapat Copernicus dalam bukunya "On the Revolution of the Colestical
Orbs,
" Rhaeticus menulis sebagai berikut : "Di pusat dari segala sesuatu
terdapatlah
matahari yang mengatur,
. Tidakkah kita mengganggap itu berasal dari
Allah Khalik semesta
alam ?"
Johannes Kepler telah menerima pula teori Copernicus dan menulis bukunya "Mysterium
Cosmographicum". Pada akhir hidupnya ia menyatakan, "Segala sesuatu dimanapun
dalam
alam, aku menjamah Allah seperti halnya dengan tanganku ini."
Isaac Newton, dengan bukunya yang terkenal, "Pencipta" menyatakan tentang Allah
sebagai
berikut, "Ia memerintah segala sesuatu, bukan seperti suatu jiwa dari dunia,
akan tetapi
sebagai Tuhan atas sekaliannya
. Karena kita berkata, Allahku dan
Allahmu."
Untuk menjawab pertanyaan,
"Siapakah Allah itu" dalam Alkitab dijelaskan
bahwa kepada Musa sendiri Allah
telah memperkenalkan nama-Nya. Menjawab pertanyaan Musa tentang
siapakah nama Allah.
"Firman Allah kepada Musa, AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya :
"Beginilah
kau katakan kepada orang Israel itu : AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.
"
Keluaran 3:14.
Ketika Musa memohon kepada Tuhan, "Tetapi jawabnya, "Perlihatkanlah kiranya
kemuliaan-Mu kepadaku." Keluaran 33:18, maka Allah telah menyatakan pula
sifat-sifat-Nya
sebagai berikut :
"Berjalanlah Tuhan lewat dari depannya dan berseru, "Tuhan,
Tuhan, Allah
penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan
kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran, dan
dosa, tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang
membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga
dan keempat." Keluaran 34:6,7.
Dengan pernyataan ini dapatlah disimpulkan bahwa sifat-sifat Allah itu, Agung,
Supremasi(Unggul), Berpengasihan, Sempurna, Mengampuni, Sabar, Adil, Benar, dan mempunyai
kuasa dan kemuliaan yang tiada tanya.
Kebesaran Allah di samping sebagai Khalik Pencipta semesta alam, dinyatakan pula dalam
suatu tingkat Yang Mahatinggi. "Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain; kecuali Aku
tidak ada Allah." Yesaya 45:5. Dari semua sifat Allah yang mulia dan sempurna itu,
dinyatakan pula dalam Alkitab satu sifat yang fundamentil, abadi, sebagaimana yang telah
tercantum dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. "Aku mangasihi engkau dengan
kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu." Yeremia 31:3.
"Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengelan Allah, sebab Allah adalah
kasih." I Yohanes 4:8.
Bahwa Allah itu benar ada,
sesungguhnya satu kebenaran yang mutlak segala usaha untuk mencoba menjelaskan tentang
Allah dari segi ilmu pengetahuan, filsafat manusia adalah hanya sampai kepada batas-batas
tertentu, karena keadaan dan sifat Allah yang telah dinyatakan itu hanya dapat diselidiki
dengan jelas dalam firman Allah sendiri.
Betapa anehnya manusia yang mencoba mempersoalkan Allah menurut pikiran mereka sendiri !
Kecuali ia adalah manusia sombong dan tidak mau mengenal Allah ! Bagaimanakah manusia yang
hidupnya hanya senapas jua adanya, berani berbantah dan menentang Allah Khalik semesta
alam dan yang sudah ada dari kekal sampai kekal ?
Menyadari akan kebesaran dan kuasa Allah Yang Mahatinggi itu, Raja Daud dengan rendah hati
berseru, "selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah
pikiran-pikiranku, lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal
!" Mazmur 139:23,24.
Mengutip kembali perkataan nabi Yesaya, maka Rasul Paulus berkata, "Siapakah kamu,
hai manusia, maka kamu membantah Allah ? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang
membentuknya, "Mengapakah engkau membentuk aku demikian ?" Roma 9:20.
Nabi Ayub berkata, "Dapatkah engkau memahami hakikat Allah, menyelami batas-batas
kekuasaan Yang Mahakuasa ?" Ayub 11:7.
Manusia harus mengakui bahwa ia adalah makhluk ciptaan Allah dan memiliki
kesanggupan-kesanggupan yang terbatas dan suatu kehidupan yang fana, tetapi Allah
Mahakuasa, Mahatahu, Hadir di mana-mana dan Pemerintahan semesta alam sekalian.
Tentang kami | Judul Pelajaran | Home | Pertanyaan |